Sisa Kedahsyatan Letusan Gunung Tambora

19.11
Belum lama ini, sejumlah aktivis dan peneliti lingkungan, baik nasional maupun global merayakan bersama 200 tahun meletusnya gunung stratovolcano Tambora. Gelaran ilmiah memperingati 2 abad letusan Tambora, salah satu bencana alam gunung meletus terdahsyat yang pernah terjadi di Indonesia.
Mulanya, gunung Tambora terbentuk oleh zona subduksi pergerakan lempeng kulit bumi di bawahnya, sebelum terjadi bencana alam gunung meletus, Tambora merupakan salah satu puncak tertinggi di Indonesia, dengan ketinggian mencapai 4300 meter.
Tambora adalah gunung api aktif yang terletak di Pulau Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Saat ini, Tambora berada di wilayah administratif dua Kabupaten, yaitu Kabupaten Dompu (sebagia kaki gunung sisi selatan hingga barat laut), dan Kabupaten Bima(bagian lereng sisi setalan hingga barat laut, dan kaki hingga puncak sisi timur hingga utara).
Hari itu, perhitungan tanggal di Kalender menunjukkan pertengahan April tahun 1815. Seketika langit di wilayah Indonesia Timur berubah menjadi hitam pekat, kelam tanpa sinar matahari sama sekali. Sebelum langit pekat, terjadi dentuman luar biasa keras dari puncak Tambora. Dentuman yang berada dalam skala tujuh pada Volcanic Explosivity Index. Suara dentuman menurut catatan sejarah terdengar hingga pelosok Pulau Sumatera, 2000 km jauhnya dari Tambora. Bencana alam gunung meletus Tambora menewaskan setidaknya sekitar 71.000 nyawa.
Usai puncak letusan, langit di seluruh dunia mengalami imbasnya. Material letusan gunung berupa abu vulkanik melayang menutupi Nusantara, berterbangan dan jatuh hingga di Kalimantan, Sulawesi, Jawa, dan Maluku. Bahkan letusan Tamboran pun berumbas pada musim gelap di seluruh belahan dunia. Satu tahun berikutnya, Eropa mengalami “Year Without a Summer” atau tahun tanpa musim panas. Debu dan material vulkanik muntahan kawah Tambora menutup sinar matahari dan mengakibatkan perubahan musim secara drastis hingga Eropa dan Amerika belahan utara dan timur.
Sesuai dengan catatan sejarah, bencana alam gunung meletus Tambora yang terjadi di pertengahan tahun 2015 terjadi dalam beberapa fase. Kala itu, selama beberapa abad sebelum tahun 1815, Tambora dilkasifikasikan sebagai gunung api yang tertidur tanpa aktivitas vulkanis yang berarti. Namun 5 April 2015, letusan pertama Tambora seketika bergemuruh dan mengeluarkan asap hitam. Hingga pada 10-11 April dentuman dahsyat Tambora mengeluarkan gemuruh puncaknya. Memuntahkan jutaan kubik hasil aktivitas vulkanis selama beberapa abad. Pukul 7 malam di tanggal 10 April merupakan puncak letusan, dengan ketinggian asap letusan yang menyentuh lapisan Stratosfer atau setinggi lebih dair 43 kilometer. aliran api besar berwujud lava panas mengalir deras keluar dari kawah Tambora. 100 km2 muntahan abu vulkanis dimuntahkan seketika dan menyebar perlahan hingga ke belahan Eropa. Letusan di malam kelabu inilah yang mengakibatkan puncak Tambora runtuh, dari yang sebelumnya memiliki tinggi 4.300 meter, kini tinggal menyisakan ketinggian 2.851 meter. Kekuatan letusannya empat kali lebih dahsyat ketimbang bencana alam gunung meletus Krakatau di tahun 1883.
Bencana alam gunung meletus dahsyat ini pun membentuk gelombang tsunami di beberapa pulau Indonesia. Berdasar catatan, menjelang tengah malam di tanggal 10 April 1815, Tsunami besar menerjang hingga keginggian 4 meter di Sanggar, Nusa Tenggara Barat. 1-2 meter di Besuki, Jawa Timur, dan 2 meter di Maluku. Sumber
Previous
Next Post »
0 Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Submenu Section

Slider Section