Siswa tidak Sekolah 2 Bulan di Palangkaraya akibat Kabut Asap

23.34
Kabut Asap Palangkaraya
Seandainya di bandingkan bersama kabut asap yg menyelimuti Propinsi Riau, sanggup menjadi kabut asap di Palangkaraya jauh lebih jelek. Bila asap di Riau “hanya” menghancurkan jarak pandang visual sampai cuma kisaran 20-50 meteran saja, di Palangkaraya keadaannya jauh lebih ekstrem. Tidak Cuma menghilangkan jarak pandang, kabut asap Palangkaraya pun sudah menciptakan langit di siang hri terlihat seperti di film-film fiksi ilmiah. Langit berwarna kuning pekat, imbasnya keadaan umum pemandangan di Palangkaraya sudah beralih jadi kuning.
Langit terlihat mencekam, tidak perlulah utk mengubah poto berwarna kuning seperti satu buah film effect di penerapan merubah poto ternama Instagram. Ironis benar-benar, tapi beginilah keadaan nyata akibat kabut asap di Palangkaraya.
Efek jelek dari kabut asap yg menyesakkan jutaan masyarakat Palangkaraya merupakan hancurnya semua aturan kehidupan di sana. Asap telah mengepung Palangkaraya tatkala nyaris dua bln lamanya. Automatic, dua bln telah seluruhnya kehidupan di Propinsi Kalimantan Tengah lumpuh, tidak ada arus ekonomi yg bergerak sebab minimnya gerakan luar lokasi, tidak ada transportasi hawa yg bergerak dari & menuju Palangkaraya, juga tidak adanya aktivita mempelajari mengajar selagi dua bln lebih!
Bahkan info paling baru sebelum artikel ini diturunkan, menjelang akhir Oktober 2015 bencana kabut asap di Palangkaraya justru makin memburuk. Ribuan titik api di seputar hutan Kalimantan Tengah masihlah malas buat padam, hilangnya curah hujan tatkala dua bln terakhir semakin menambah parah status darurat asap di Palangkaraya.
Bagaimanakah berita peserta didik di Palangkaraya? Dikutip CNN, Siti Mutmainah satu orang guru yg sehari-harinya mengajar di Madrasah Ibtidaiyah Negara (MIN) Langkai, Palangkaraya berbicara bahwa Dirinya telah sejak awal bln September tidak mengajar peserta didik didiknya. Siti Mutmainah hanyalah seseorang dari ribuan guru di Palangkaraya yg meliburkan aktivitas menuntut ilmu mengajar akibat keadaan hawa yg semakin memburuk.
Artinya telah dua bln lebih generasi bujang di Palangkaraya terbengkalai haknya memperoleh pendidikan yg pantas.
Lantas bagaimanakah trik menanggapi & tetap mengontrol perkembangan menggali ilmu para peserta didik di Palangkaraya? Sekian Banyak guru menyiasatinya bersama tetap mengupayakan memberikan bank soal bagi para murid-murid. Meskipun tidak mempelajari di kelas, murid diberikan materi soal melalui sarana sosial, atau melalui email, atau dgn kiat memberikan panduan terhubung buku soal.
Tetapi masih saja, penilaian & evaluasi yg bakal diberikan guru-guru di Palangkaraya atas anak didiknya konsisten nihil. Pasalnya sewaktu dua bln lebih sewaktu bencana kabut asap mengepung Palangkaraya ini nyaris tidak ada peluang utk bertatap muka antara guru & murid.
Keadaan kabut asap di Palangkaraya dipercaya tidak sedikit pihak memang lah jadi yg ter buruk di Indonesia. Warna kuning pekat yg bersumber dari ribuan titik api yg tidak dapat padam mengandung angka standar pencemaran hawa yg mengagumkan. Rata Rata angka harian indeks standar pencemaran hawa di Palangkaraya berada dalam level 2.000 ke atas. Padahal level paling berbahaya yg ditetapkan dengan cara internasional cuma hingga di angka 500. Lebih dari itu, berarti hawa telah sangat-sangat jelek.
Hingga kapan kita tetap berdiam diri di atas penderitaan peserta didik & warga umum Palangkaraya?(cal)
Previous
Next Post »
0 Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Submenu Section

Slider Section