Bencana Kebakaran Hutan dan Kabut Asap Terus Berulang

23.48


Dalam suatu headline-nya empat puluh delapan th silam, atau tertanggal 2Nopember 1967, Koran Kompas menuliskan judul informasi akbar di halamanpenting ”Palembang Diselimuti Kabut Tebal”. Tapi hri ini, nyaris setengah abadsesudah info itu tercatat dalam peristiwa Indonesia, bencana kabut asap ygdimaksud dalam kabar itu tetap terulang, mirip tiap-tiap tahunnya. Melintas dekade,tidak dengan ada tanda-tanda bakal mogok seutuhnya.
Tidak akan dipungkiri, bencana asap ialah tradisi tahunan yg senantiasamenngepung hutan Sumatera tiap tahunnya. Tidak Dengan mengenal kata usai, asap mengambil efek jelek bagi warga Sumatera telah sejak setengah abad dulu. Bahkan bencana asap yg berlangsung di thn 2015 ini makin meluas ke jumlahnyawilayah di Indoensia. Tidak cuma Sumatera, tetapi pula Kalimantan, Jawa, sampaiujung timur negara di tanah Papua.
Apa yg sesungguhnya sedang berjalan?
Lahan yg terbakar terhadap thn 2015 menyebar di 12 provinisi, memicu asap pekatyg menyebabkan 6 propinsi menetapkan status darurat asap.
Ketahuan pun, lahan yg terbakar rata rata merupakan lahan konsesi yg terdiri dari lahan gambut, simpulan ini sanggup dipandang serentak lewat page http : //sipongi.menlhk.go.id,
Seperti yg dilansir oleh Kompas.com, Lahan terbakar terluas berada di Riau, mencapai 2.025,42 hektar (ha). Propinsi bersama luas lahan terbakar signifikan yang lain merupakan Kalimantan Barat (900,20 ha), Kalimantan Tengah (655,78 ha),jateng (247,73 ha), ja-bar (231,85 ha), Kalimantan Selatan (185,70 ha), Sumatera Utara (146 ha), Sumatera Selatan (101,57), & Jambi (92,50 ha).
Pertanyaannya setelah itu yaitu apa yg jadi argumen bencana kebakaran hutan tetapberulang? Berikut yakni 2 argumen kenapa bencana kebakaran hutan & kabut asapkonsisten berulang :
Pemerintah dianggap abai
Argumen mula-mula ini merupakan argumen paling logis kenapa bencana kebakaran hutan & kabut asap konsisten berulang. Menurut para ahli lingkungan, pemerhati hutan Idnoensia & warga terdampak asap, pemerintah Indonesia telah sejak sekian banyak generasi membawa sikap abai. Pemerintah dianggap laksanakan pembiarandgn praktek-praktek pengrusakan ekosistem lahan gambut yg jadi mayoritas di tanah Sumatera & Kalimantan. Lahan gambut sengaja dibakar tidak dengan ada perbuatantegas dari pemerintah, terutama pemerintah daerah. Bukan tidak bisa saja upaya pembiaran perusahaan nakal ini dikarenakan telah ada duit pelicin atau pemulusbisnis yg diberikan antar tersangka bisnis dgn petinggi pemerintah daerah, seperti ygjamak berjalan di negara ini,. Biarpun belum terbukti & cuma sekadar hipotesis belaka.
Izin Pemakaian lahan gambut dinilai telah amat tak terkontrol sejak dekade dulu
Fakta ini didapat dari hasil riset Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sumatera Selatan, menurut Walhi, pemberian izin pemakaian lahan gambut yg masif berjalansejak 1997. Th 1994, luas kebun sawit di Sumsel baru 50.120 hektare. Tetapi, di thn2015 ini, luas areal kebun sawit telah 827.212 ha. Adapun buat izin hutan tanaman industri & hak pengusahaan hutan mencapai luas 1,8 juta ha. Tetap menurut Walhi,saat ini di Sumatera Selatan (penyumbang terbanyak titik api kebakaran hutan 2015)cuma ada kurang dari 10 % lahan gambut dalam keadaan baik. 800.000 hektare lebih lahan gambut Sumsel telah jadi tempat konsesi perusahaan kelapa sawit. Miris. (cal)   img : Greenpeace
Previous
Next Post »
0 Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Submenu Section

Slider Section