Ternyata Masker N95 pun Kurang Tepat Lindungi dari Kabut Asap

21.05


Entah hingga kapan penderitaan penduduk yg terpapar kabut asap sanggup berhenti. Upaya berbiaya masif telah dilakukan oleh pemerintah & segenap pemangku terkait utk menghilangkan sampai tuntas bara api pemicu kabut asap. Tetapi kenyataannya, beberapa ratus sampai ribuan titik api belum serta tuntas dipadamkan.
Jutaan penduduk yg terpapar cuma sanggup berdiam diri merenungi nasib & mengharapkan hujan datang memadamkan titik-titik api. Kegiatan luar tempat pula terpaksa lumpuh. Seandainya terpaksa berani ke luar area di antara pekatnya asap, sehingga penduduk diimbau utk memakai masker penutup hidung. Dikarenakan bahaya dari racun & karbon yg terkandung dalam asap telah dalam tipe amat berbahaya. Tidak sanggup lagi dianggap remeh. Terkait perihal tersebut, ramai-ramai pertolongan kemanusiaan didistribusikan di wilayah terparah yg terdampak bencana kabut asap, pertolongan bagi masyarakat kebanyakan berbentuk masker penutup hidung, mulai sejak dari masker biasa yg bernilai murah sampai masker bertipe N95 yg digadang-gadang juga sebagai masker paling tepat menangkal bahaya kabut asap.
Betulkah begitu?
Nyatanya, fakta terupdate diungkap oleh Menteri Kesehatan Nila F Moeloek yg berpendapat bahwa sebetulnya masker N95 yg dimanfaatkan utk melindungi saluran pernapasan dari bahaya kabut asap sebetulnya kurang pas. Kenapa begitu?
Dikutip dari page CNN, menurut Menteri Kesahatan, masker N95 kepada kenyataannya benar-benar jauh lebih baik di bandingkan dgn masker bedah berwarna hijau bujang yg tidak jarang dipasarkan di pasaran. Alasannya dikarenakan masker N95 mempunyai pori-pori yg amat mungil sekali di bandingkan dgn masker biasa. Tetapi faktanya polutan beracun yg terkandung dalam kabut asap itu berukuran agak akbar.
Walaupun terhadap dasarnya masker N95 diklaim bisa menyaring polutan sampai 95%, tetapi sebab pori-pori masker N95 yg mungil, polutan kabut asap dikhawatirkan malah menutup pori-pori masker N95. Faktor inilah yg jadi argumen Menteri Kesehatan mempunyai anggapan masker N95 tidak demikian sesuai utk menangkal bahaya kabut asap.
Kalau polutan kabut asap menempel & menutup pori-pori masker, malah menciptakan pernapasannya jadi lebih susah. Aspek ini pula diamini oleh dokter ahli paru yg husus menuturkan pada Nila di Kompleks Istana Kepresidenan.
Menurut Nila, seperti yg dilansir CNN Indonesia, Kementerian Kesehatan justru kali ini tentukan bahwa masker biasa yg tidak jarang dikenakan masyarakat justru lebih bagus & efektif. Sebab jelasnya hawa tetap bakal ke luar masuk lewat pori-porinya. Maka si pemakai bisa bernapas, sementara waktu yg bersamaan, partikel polutan beracun dari kabut asap bisa masihlah terhambat di masker.
Dulu dimanakah dikala yg serasi buat pemakaian masker N95? Tetap menurut Nila, lebih pas masker N95 itu dipakai di wilayah terdampak bencana penyakit berbahaya. Pasalnya masker N95 memang lah diciptakan buat melindungi pemakainya dari virus-virus berbahaya yg berukuran amat mungil. Seperti virus MERS yg belum lama tempo hari merebak di wilayah Asia Tengah.
Tapi biarpun begitu, Kemenkes terus memperbolehkan penduduk buat memanfaatkan masker N95 kalau memang lah merasa lebih nyaman memanfaatkan masker type itu di antara pekatnya kabut asap.(cal)
Previous
Next Post »
0 Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Submenu Section

Slider Section