Pastikan Ada Kelas Pemberdayaan bagi Pengungsi Rohingya

21.16

Pemberdayaan-Rohingya
Rohingya kembali muncul ke permukaan isu global. Rohingya dibincangkan, dimanusiakan, diberikan bantuan segala rupa, namun jangan sampai hinggasampai ditinggalkan. Orang Rohingya yangkonsisten berada di ProvinsiRakhine, Myanmar memang lah tak mampu seutuhnya kita intervensi semakin jauhKarena di Rakhine, puluhan ribu mereka dalam kamp-kamp pengungsian berada dalam pengamanan ekstra ketat polisi pemerintah. Hanya melaluidiplomasi antar negara yang mungkin bisa diperjuangan utk meminta Myanmar memberikan hak-hak hidup orang Rohingya.
Tetapi bagi ribuan Rohingya yang waktu ini terdampar dan sudah menginaphampir sebulan di Aceh, apa yang sanggup kita usahakan? Apakah lumayanhanya dgn menghimpun dana, bantuan fisik,pakaian pantas, makanan penuh gizi bagi mereka?
Dalam bermacam teori kemanusiaan, membiarkan pengungsi atau sekelompokkomunitas yang tak berdaya akibat bencana, perang, dan kekalutan lain padasebuah kondisi berbelas kasih bukanlahmenjadi prinsip kemanusiaan yangsesungguhnya.
Mandiri dan berdaya ialah jawaban utamaMengapa demikian?
Jika menilik kondisi cepat di kamp pengungsian Rohingya di Aceh Utara. waktu ini, kita hanya akan menyaksikan ribuan Rohingya duduk diam tak berkarya. Tertunduk lesu ga ada yang sanggupdikerjakan. Mereka hanya sanggupmenikmati hasil donasi dari beragam Instansi yang mengatasnamakan dirinyaInstansi kemanusiaan. Setelah Itu mereka kembali dalam kebiasaanmembosankan, merenungi nasib sebagai Rohingya yang tetap dirundung duka.
Rohingya sejatinya butuh pemberdayaan. Ribuan orang Rohingya yangsebulan dahulu diselamatkan nelayan lokal Aceh butuh menonton masa depanyang tambah baik dan pantas. Terutama untukmenghidupi anak kecil danperempuan mereka.
Bertolak dari masalah tersebut, bermacam macam pemberdayaan sekarangtelah mulai sejak sejak diinisiasi bagi Rohingya d Aceh. Salah satunya yaitupemberdayaaan yang dipusatkan di Gedung Balai Latihan Kerja (BLK)Kabupaten Aceh Utara, hasil kolaborasi dari Relawan Aksi Serta-mertaTanggap (ACT) dan antor Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KP3A).
Pemberdayaan bagi perempuan dan anak Rohingya dimulai dari penyuluhanberkaitan pentingnya menjaga kebersihan di penampungan, hingga lebih kurang sanitasi yang baik dan kesehatan reproduksi bagi wanitasekitar 50 peserta ibu-ibu dan remaja putri Rohingya menerima ragam pemahaman baruberkaitan kebersihan dan organ reproduksi.
di luar itu, pada kesempatan berikutnya, kelas pemberdayaan serta kembaliterjadi. KP3A telah menyusun kelas pendampingan setiap harinya, dengandurasi dua kali dalam sehari. Pagi pada pukul09.00 hingga 11.00 WIB pengungsi Rohingya sanggup memulai mempelajari bahasa, berhitung, danilmu-ilmu umum yg lain. Sedangkan sore harinya menjelang berbuka puasa, ada kelas pukul 16.00hingga maghrib lebih kurang ilmu agama. Utk pengungsiperempuan dan remaja putri ada pula kelas life-skills menyangkut membuatbros, sulam-menyulam, tanaman hidroponik dan lain-lain.
(CAL)
Previous
Next Post »
0 Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Submenu Section

Slider Section