1.302 Anak di Sampang Madura Putus Sekolah

01.26
anak-putus-sekolah-madura
Berita duka didunia pendidikan Indonesia kembali menyeruak ke permukaan. Silih berganti perubahaan sosok Menteri Pendidikan tidak dapat cepat menuntaskan urusan pendidikan anak bangsa. Sewaktu sekian dekade, pendidikan basic anak-anak bangsa ini tampak berlangsung di lokasi. Mutu pendidikan tetap teramat timpang, bahkan ada banyak jutaan anak-anak umur sekolah di kota-kota akbar yg telah mesti merasakan kerasnya hidup alih-alih menikmati musim bahagianya juga sebagai anak-anak umur sekolah basic.
Keadaan ini pula makin diperparah bersama budaya penduduk lokal di daerah tertentu yg masihlah saja ingin menggadaikan & setelah itu mengabaikan hak-hak si anak utk bersekolah & mengenyam pendidikan basic. Padahal Indonesia dalam sekian banyak dekade ke depan pas bersama perkiraan dapat mengalami apa yg disebut sbg bonus demografi. Artinya komune anak bujang yg produktif bangsa ini jauh lebih tidak sedikit ketimbang orangtua yg telah tidak produktif lagi. Tapi di arena lapang & bermacam macam daerah, sepertinya keadaan pendidikan masihlah belum mampu beralih. Infrastruktur terus minim, kesadaran buat mendapati pendidikan yg patut nihil.
Seperti yg berjalan di Madura, salah satu calon Propinsi baru di Indonesia. Saat Ini Madura memang lah masihlah jadi sektor dari Propinsi Jawa Timur. Tetapi kurun waktu dekat, sepertinya Madura bakal memegang kendali daerahnya sendiri bersama menempa propinsi baru. Bermacam Macam masalah juga mendesak buat diselesaikan, salah satunya urusan pendidikan.
Dilaporkan oleh page pemberitaan Antaranews.com dari Sampang Madura, sungguh ironis mengetahui bahwa saat ini di Kab Sampang, Madura, jatim Jumlahnya 1.302 anak umur sekolah tidak mengenyam pendidikan & terpaksa pilih utk putus sekolah. Informasi ini dipercaya oleh Kabid Kurikulum Instansi Pendidikan (Disdik) Sampang Arief Budiansor.
Jumlah 1.302 anak di Sampang, Madura yg putus sekolah ini berasal dari bermacam macam tingkatan pendidikan, sejak mulai dari SD sampai tingkatan SMA atau sederajat. Data lengkapnya juga sebagai berikut; jumlah anak putus sekolah tingkat SD/MI terdata sejumlah 657 orang peserta didik, SMP/MTs sejumlah 500 orang peserta didik, & SMA/SMK & MA banyaknya 145 peserta didik. Jumlah itu serta bukan angka bulat, pasalnya tidak menutup bisa saja ada anak-anak lain yg belum pernah terdata.
Lantas apa yg menyebabkan seribuan lebih anak umur sekolah di Sampang, Madura terpaksa pilih buat putus sekolah? Dari laporan Lembaga Pendidikan (Disdik) Sampang serta ketahuan bahwa argumen mutlak bukan dikarenakan anggaran pendidikan yg mahal & tidak terjangkau, pasalnya waktu ini juga jenjang pendidikan di Indonesia sanggup dibilang nyaris cuma-cuma.
Argumen paling besar sejumlah anak di Madura yg putus sekolah yaitu sebab factor lain, contohnya menikah di umur dini, atau merantau mengikuti orang tuanya di luar Madura, seperti Kalimantan, Jakarta atau ke Surabaya, bahkan ada yg ikut orang tuanya bekerja di luar negara yang merupakan Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
Satu lagi bukti runyamnya masalah pendidikan anak-anak di Indonesia. Hingga kapan urusan pendidikan di Indonesia bergerak di ruangan? Hingga kapan negara ini ingin konsisten berdiam diri bersama sebutan “negara berkembang”? (cal)
img : kompasiana
Previous
Next Post »
0 Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Submenu Section

Slider Section