Tregadi Bencana Longsor di Penambangan Rakyat Bengkulu

23.36


Satu Buah tragedi bencana pertanda masuknya periode penghujan di Indonesia kembali lagi berlangsung. Kali ini bencana tanah longsor menewaskan belasan penduduk berjalan di Bengkulu, tepatnya di wilayah Lebong Tandai. Tragedi tanah longsor yg terulang kembali di awal masa hujan minggu mula-mula bln Desember ini telah semestinya jadi pengingat bahwa periode hujan datang bukan berarti kewaspadaan menyusut. Lantaran disaat masa kemarau melalui dari membuang jauh potensi kekeringan, saat ini masa hujan datang bersama ancaman banjir & tanah longsor. Terakhir, tidak berselang lama sebelum berlangsung tanah longsor di Bengkulu, longsoran tanah serta berlangsung di Tasik, jabar.
Berikut merupakan kronologi detik-detik bencana tanah longsor yg mengambil duka di suatu penambangan rakyat di Lebong Tandai, Bengkulu.
Dikutip dari Antaranews, Pusat Pengendali Operasi (Pusdaops) BPBD Propinsi Bengkulu, Edwar mengemukakan info terakhir ada 18 korban longsor yg tertimbun tanah. Jumlahnya 15 korban belum ditemukan. Baru tiga orang korban tanah longsor yg ditemukan, seorang selamat dgn keadaan patah kaki, & dua orang wafat.
Kejadian tanah longsor ini berjalan di suatu penambangan rakyat di Dusun Karang Sulu, Desa Lebong Tandai, Kab Bengkulu Utara, Propinsi Bengkulu. Terhadap awalnya, hujan yg teramat deras jadi penyebab awal dari bencana tanah longsor ini. Hujan yg teramat deras tetap mengguyur deras Bengkulu sejak sejak Rabu (2/12) sampai Kamis (3/12). Selanjutnya di hri Rabu (2/12) lebih kurang pukul 02.00 dinihari, waktu tetap ada belasan orang penambang yg bekerja sejak dinihari, tanah bergetar hebat & selanjutnya longsor demikian saja menimbun 18 orang masyarakat beserta sebanyak pondok yg berlokasi di kebun penduduk.
Utk didapati, area penambangan rakyat yg longsor berada di kawasan yg amat terpencil. Kumplit bersama keadaan jalur yg ekstrem & akses menuju tempat tambang yg demikian susah. Bahkan satu-satunya media transportasi yg dapat mengambil tim penolong ke area kejadian tanah longsor merupakan kendaraan tradisional peninggalan penjajahan Belanda yg akrab dinamakan masyarakat setempat bersama sebutan Molek. Kendaraan Molek ini yaitu kereta kecil yg telah dimodifikasi oleh masyarakat utk menempuh jalur ekstrem memanfaatkan rel buatan Belanda. Di Jawa, Molek mirip bersama kereta Lori mini.
Molek merupakan satu-satunya akses menuju ruang bencana longsor, buat memutar roda Molek ini, satu buah mesin diesel berkuatan seadanya dihubungkan dgn rantai ke roda & menggerakkan roda Molek menyusuri rel mungil di tengah hutan & tebing curam. Jumlah penumpang maksimal yg dapat diangkut jumlahnya 10 hingga 12 orang.
Bahkan sesudah menempuh perjalan memanfaatkan Molek, tim evakuasi bencana longsor Bengkulu masihlah mesti terjadi kaki selagi 2 jam sampai tiba di ruang penambangan rakyat yg longsor. Bersama memakai fasilitas seadanya berupa cangkul mungil, Pegawai konsisten menggali & mencari korban yang lain yg masihlah tertimbun di dalam tanah.(cal)
img : bengkuluekspress
Previous
Next Post »
0 Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Submenu Section

Slider Section