Alasan Mengapa Kemerdekaan Palestina Tidak Bisa Ditawar

00.14
Kemerdekaan-Palestina
Minggu ke-2 Desember 2015 ini pertalian antara Palestina & Indonesia jadi makin dekat, sebabnya Senin tempo hari (14/12) Menteri Luar Negara Palestina Riad Al Maliki datang ke Jakarta dalam rangka Konferensi Internasional berkaitan Palestina di Kementerian Luar Negara, Jakarta. Jumpa yg diinisiasi oleh Indonesia ini dengan cara husus membahas berkenaan upaya perdamaian dalam konflik Palestina juga jalinan bilateral antara Indonesia & Palestina.
Dalam peluang ini serta, Menteri Luar Negara Palestina Riad Al Maliki menuturkan dengan cara rincian mengenai seberapa gede masalah yg sedang dialami oleh Palestina dalam konflik tidak dengan ujung dgn Israel.
Berikut ialah 3 argumen yg paling mendesak kenapa kemerdekaan Palestina demikian mendesak utk diselesaikan, tidak dapat lagi ditawar & dinegosiasi ulang. Data bersumber sdari laporan Kantor Info Antaranews.
Konflik Palestina & Israel telah berjalan teramat lama, sejak 1948 hingga hri ini
Argumen yg paling mendesak ialah sebab konflik Palestina & Israel telah berjalan sejak sekian banyak dekade silam. Tidak terhitung lagi telah berapa ratus ribu sampai jutaan korban kehilangan nyawa dikarenakan konflik tidak berujung. Korban terbanyak pasti dari warga Palestina. Dalam peluang itu, Riad Al Maliki menyampaikan bahwa sejak 1948 sampai hri ini, Israel lebih pilih jalan akuisisi tanpa izin atau jalan kekerasan diatas wilayah Palestina termasuk juga Jerussalem. Israel selagi sekian dekade terakhir senantiasa melancarkan aksi pemindahan paksa, & kolonisasi yg membunuh sangat banyak penduduk Palestina.
Pendudukan Tanpa Izin yg dilakukan oleh Israel terjadi tiap-tiap hri, & jadi penderitaan konsisten menerus
Telah jadi kabar yg ketahuan oleh publik bahwa aksi pendudukan tanpa izin oleh Israel berjalan tiap harinya di dekat perbatasan antara Israel & Palestina. Di Gaza, Pinggir Barat & perbatasan yang lain berjalan kekerasan & penindasan konsisten menerus. Riad Al Maliki menceritakan fakta pahit bahwa tidak sedikit sekali keluarga-keluarga Palestina dibakar, anak-anak jejaka Palestina dibunuh di jalan-jalan, dari hri ke hri penduduk Palestina berikhtiar mempertahankan tanah & hunian mereka dari ancaman penghancuran & penggusuran.
Israel – Palestina yaitu isu politik garis perbatasan, bukan isu agama sama sekali
Tidak Sedikit warga dunia yg sekarang logikanya diputar balikkan oleh sarana dgn mengira bahwa perbuatan semena-mena Israel diatas tanah Palestina yaitu isu agama. Padahal ditilik dari sejarahnya sama sekali bukan konflik antar agama. Tapi lebih terhadap isu politik kekuasaan wilayah. Sejarahnya Israel selayaknya mematuhi Perjanjian Perbatasan th 1967 yg bersama tegas mengatur bahwa Jerusalem timur yaitu ibu kota Palestina. Tatkala ini Jerussalem Timur yakni Tanah Suci bagi tiga agama, yaitu Islam, Kristen, & Yahudi. Riad Al Maliki menegaskan bahwa apabila konflik ini diarahkan jadi isu perselisihan agama, sehingga masalah kemerdekaan Palestina tidak dapat sempat selesai. Ditegaskan kembali oleh Riad, selagi ini dunia sudah terjebak dalam kebodohan pemikiran Netanyahu (Mula-mula Menteri Israel), Dirinya berikhtiar mengundang seluruhnya Muslim & Yahudi ke dalam pusaran konflik. Hasilnya konflik tak mau sempat usai. Padahal semangat rakyat Palestina mau Jerusalem jadi kota yg damai & makmur dimana umat beragama & berlainan latar belakang dapat hidup saling berdampingan. (cal)
img : mas.org.ar
Previous
Next Post »
0 Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Submenu Section

Slider Section