Ribuan Jiwa Terancam Kelaparan di Papua Akibat Bencana Hujan Es

20.50
Menjelang masuknya hingar-bingar perayaan lebaran & adat mudik di kota-kota gede di Indonesia, nyata-nyatanya berita menyedihkan datang dari kawasan Tanah Papua di ujung Timur Indonesia. Informasi itu datang dari Kab Puncak yg berada di pegunungan tengah Papua, salah satu titik teratas di negara ini. Bencana hujan es yg berlangsung berturut-turut tatkala sekian banyak hri menyebabkan warga di tiga kampung di wilayah Distrik Agadugume terancam kelaparan.
Bencana hujan es benar-benar nyaris berjalan tiap-tiap tahunnya, terutama di bln Juni-Juli. Akibat butiran es yg menutupi tanaman, menyebabkan tanaman milik masyarakat membusuk. Akibatnya belasan ribu dari warga terancam kelaparan. Imbas dari hujan es itu , beraneka ragam tanaman umbi-umbian yg jadi bahan makanan pokok bagi penduduk Agadugume mati, tidak sanggup dipanen lebih-lebih dimakan. Tiga kampung di Distrik Agadugume yg terkena resiko bencana hujan es itu yakni Agadugume, Tuput, & Kampung Jiwot keseluruhan total warga yg berada dalam ancaman kelaparan masal ada kurang lebih 11.000 jiwa.
Sekian Banyak dekade dulu, tepatnya di th 1992 kejadian mirip sempat berjalan serta di Kampung Kuyawage, Distrik Tiom, Kab Jayawijaya. Akibat hujan es & cuaca ekstrem yg dingin & kering mengakibatkan bencana kekeringan berkepanjangan. Tanaman di kebun juga mati & terjadilah bencana sosial kelaparan masal. Dikala itu seperti yg dilansir page Kompas, tidak sedikit warga yg wafat akibat diare, dikarenakan stok makanan yg nihil mereka terpaksa memakan ubi yg sudah membusuk akibat hujan es.
Menurut penjelasan Tubuh Meteorologi, Klimatologi, & Geofisika Badan Meteorologi, Klimatologi, Dan Geofisika wilayah Jayapura, nyatanya fenomena alam yg berlangsung di Distrik Agadugume, Kab Puncak bukanlah mirip hujan es, melainkan yaitu embun membeku yg serupa bersama fenomena alam di Pegunungan Dieng, jateng.
Saat Ini, semua wilayah Indonesia memang lah sedang mengalami ancaman cuaca ekstrem panas & hawa yg kering akibat memasuki masa kemarau. Husus utk wilayah papua, masa kemarau yg mendera selagi dua minggu terakhir menjelang lebaran ini berjalan lebih ekstrem dibanding wilayah yang lain. Dikarenakan dengan cara tak serta-merta dipengaruhi oleh dua siklon tropis yg berpusat di Pasifik, timur laut Filipina & Laut Cina Selatan.
Akibat fenomena itu, wilayah dataran rendah di Papua bakal mengalami curah hujan yg amat sangat rendah, sedangkan wilayah pegunungan tinggi yg berada di tengah papua berjalan keadaan esktrem berupa panas terik di siang hri & suhu yg amat sangat dingin menusuk tulang di tengah malam hri, bahkan sanggup mencapai titik beku sebagaimana periode dingin di wilayah Eropa. Lantaran suhu dingin inilah yg setelah itu menyebabkan turunnya embun & beralih jadi butiran es tatkala sekian banyak hri.
Dikarenakan suhu dingin di tengah malam hri yg mencapai titik beku, uap air yg berada diatas tanah & yg menempel di tanaman hasilnya beralih jadi es & mematikan tanaman umbi-umbian milik masyarakat.
Sampai artikel ini diturunkan, bencana matinya tanaman pangan milik masyarakat akibat suhu esktrem di Papua belum jadi perhatian tidak sedikit pihak. Padahal mereka, belasan ribu penduduk Agadugume merupakan sama-sama saudara sebangsa & setanah air yg waktu ini sedang terancam oleh bencana kelaparan masal. janganlah derita & kesedihan mereka tidak terdengar sama sekali, tenggelam oleh hingar-bingar kemewahan ibukota menjelang lebaran.(CAL)
Previous
Next Post »
0 Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Submenu Section

Slider Section