MasyaAllah, Terbukti Hewan Qurban tak Merasa Sakit Sewaktu disembelih

20.25

Penyembelihan Hewan Qurban
Selagi mungil, di antara Kita seluruh tentu sempat menyaksikan cepat & membayangkan bagaimanakah rasa sakit yg dirasakan oleh sapi qurban & kambing qurban selagi disembelih. Saat golok atau pisau tajam memotong leher sapi & kambing sesuai di urat nadi, seketika memancarkan darah merah, tidak sedikit yg bergidik melihatnya.
Pernahkah kita menemukan jawabannya, apakah si hewan qurban merasakan sakit? Betulkah ada rasa perih & sakit yg gemilang dirasakan si kambing qurban atau sapi qurban itu?
Tapi nyatanya, satu buah penelitian yg dirilis oleh peneliti di Eropa menunjukkan aspek yg mengejutkan. Hasil riset yg sudah dipublish pada publik Eropa & dunia itu mengumumkan penemuan baru bahwa hewan qurban yg disembelih dengan cara syariat islam tidak merasakan sakit sama sekali! MasyaAllah!
Penelitian yg memfokuskan kepada prosesi penyembelihan hewan qurban ini dilakukan oleh dua orang staff peternakan dari Kampus Hannover, suatu Kampus terkemuka di Jerman. Yakni Prof Wilhelm Schulze & koleganya Dr. Hazim, dua orang peneliti yg bertanggung jawab memimpin satu tim riset penelitian kompleks dari beragam kasus qurban. Pertanyaan penelitian yg mereka mengajukan ialah, dari dua trick penyembelihan berikut, manakah yg tambah baik & paling tak menyiksa hewan ternak?
Menyembelih/mematikan hewan qurban dengan cara syariat islam bersama cuma memakai sebilah pisau tajam dalam kondisi sadar (tidak dengan proses pemingsanan si hewan qurban)
Menyembelih/mematikan hewan qurban secara barat, merupakan bersama pemingsanan apalagi dulu dgn dipukul kepalanya
Lantas bagaimanakah trik mengukurnya?
Riset ini memanfaatkan technologi yg ter canggih, secara menanamkan satu buah microchip yg dinamakan Electro Encephalograph (EEG) terhadap permukaan otak mungil beragam macam sapi yg telah pass umur/layak dijadikan sapi qurban. EEG dipasang kepada permukaan otak sapi bidang mencipta rasa sakit, pemeriksaan rasa sakit ini ditempelkan EEG buat merekam & mencatat derajat rasa sakit si sapi qurban kala disembelih memanfaatkan dua trick di atas.
Terhadap jantung sapi juga ikut ditempelkan microchip lain berupa Electro Cardiograph (ECG) yg berfungsi mencatat & merekam segala gerakan jantung waktu perdana kali darah tersembur ke luar dikarenakan disembelih.
Utk mencegah penolakan badan & otak sapi kepada dua chip nomor wahid mahal tersebut, sekian banyak sapi qurban yg terlibat dalam riset ini dibiarkan beradaptasi pada EEG & ECG selagi sekian banyak pekan. Sesudah melintasi adaptasi, sapi qurban juga siap disembelih memakai dua metode yg tidak sama : metode mula-mula murni disembelih cocok dgn syariat islam, setelah itu trick ke-2 disembelih memakai metode pemingsanan lebih-lebih dulu dgn dipukul kepalanya memanfaatkan benda tumpul.
Utk didapati, kiat penyembelihan hewan qurban cocok syariat islam yaitu secara memotong 3 saluran kepada leher hewan qurban, ialah saluran makan, saluran nafas, juga saluran pembuluh darah sekaligus (karotis & vena jugularis).
Akhirnya sungguh mengejutkan, rekaman dua microchip EEG & ECG menunjukkan data juga sebagai berikut :
Kepada 3 detik mula-mula sesudah hewan qurban disembelih (& ke-3 saluran kepada leher sapi qurban bidang depan terputus) terdaftar tidak ada perubahan terhadap grafik EEG, perihal ini berarti kepada 3 detik mula-mula sesudah disembelih ga ada indikasi rasa sakit.
terhadap 3 detik berikutnya, EEG kepada otak mungil merekam adanya penurunan grafik dengan cara bertahap yang amat sangat serupa bersama kejadian deep sleep (tidur nyenyak), sampai sapi qurban itu memang kehilangan kesadaran
Sesudah 6 detik mula-mula ECG kepada jantung merekam adanya aktifitas luar biasa dari jantung utk menarik banyaknya bisa jadi darah dari semua anggota badan & memompanya ke luar. Factor ini yakni refleksi kegiatan koordinasi antara jantung & sumsum tulang belakang (spinal cord). Kepada ketika darah ke luar lewat ke3 saluran yang terputus dibagian leher, grafik EEG tak naik, tetapi justru drop (turun) sampe zero level (angka 0) Aspek ini diterjemahkan oleh ke-2 ahli itu bahwa “No Feeling of pain at all !” (tiada rasa sakit sama sekali)
Dikarenakan darah tertarik & terpompa oleh jantung ke luar badan dengan cara maksimal, sehingga dihasilkan “healthy meat” (daging yang sehat)
Type daging dari hasil sembelih semacam ini amat serasi prinsip Good Manufacturing Practise (GMP) yg membuahkan Healthy Food. (CAL)
Sumber : voa-islam.com
Previous
Next Post »
0 Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Submenu Section

Slider Section