Mendorong Pemerintah Tuntaskan Masalah Rohingya

01.01

Permasalahan Rohingya
Sampai akhir Agustus ini, kasus pelik berkaitan ribuan pengungsi Rohingya yg terdampar di negara Nangroe Aceh Darussalam masihlah belum menemui jalan penyelesaian paling baik. Meskipun sekarang ini ribuan orang Rohingya yg pernah terkatung di derasnya Laut Bengal telah berada dalam lindungan penduduk Aceh, bahkan mendapat kehidupan lebih patut dari rintisan kemanusiaan warga Indonesia. Tidak lantas demikian saja menyelesaikan kasus pengungsi Rohingya.
Masalah Rohingya merupakan urusan sistematis nan kompleks yg cuma sanggup dituntaskan lewat lobi-lobi & diplomasi tingkat tinggi antar komune negara-negara Asean.
Mengingat besar nya bisnis yg mesti diselesaikan buat mengatasi problem ini, sekian banyak kala dulu aspirasi lantang rakyat Indonesia diwakili oleh Komite Nasional utk Solidaritas Rohingya (KNSR) berjumpa bersama pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta. Diskusi terbuka tersebut membincangkan bermacam perkembangan kasus Rohingya sampai terhadap penyamaan sikap warga Indonesia & Wakil Rakyat atas problem kemanusiaan Rohingya.
Menurut data yg dilontarkan oleh Presiden KNSR, Syuhelmaidi Syukur, sampai hri ini terdapat 1.393 orang pengungsi yg hidup tidak dengan miliki kewarganegaraan sama sekali di Aceh. Di antara mereka, jumlahnya 479 jiwa mengaku juga sebagai etnis Bangladesh, & 914 yang lain beretnis Rohingya. Bahkan menurut data Kementerian Luar Negara, sebelum kejadian gelombang pengungsi Rohingya di Aceh yg menyentak publik dunia sekian banyak bln silam, sedikitnya telah ada 11.941 orang Rohingya di bermacam titik penampungan di Indonesia. Pasti belasan tibu jiwa itu bukan lagi angka yg sedikit.
Hri ini, beberapa ratus orang dari pengungsi Rohingya di Aceh telah ditempatkan dalam naungan Integrated Community Shelter (ICS) seluas lima hektar yg dibangun oleh KNSR beserta ribuan donasi dari warga Indonesia di Blang Adoe, Kuta Makmur, Aceh Utara.
Terkecuali ditempatkan di ICS, beberapa ratus pengungsi Rohingya & Bangladesh yang lain masihlah hidup dalam segala keterbatasan posko pengungsian di Langsa & Bayeun. Syuhelmaidi memaparkan bahwa apa yg sanggup disediakan Indonesia lewat ICS dgn bermacam macam fasilitasnya seperti shelter keluarga, masjid, sekolah, dapur umum, MCK, pula lahan pertanian terang tidak dapat dianggap tuntas dalam menyelesaikan problem pengungsi ini.
Dalam diskusi dgn Wakil Rakyat , Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fahri Hamzah menyayangkan sikap pemerintah Indonesia yg tak seantusias rakyatnya dalam menolong pengungsi Rohingya. Fahri menilai bahwa apa yg dilakukan oleh Penduduk Aceh semestinya mampu jadi panutan.
Bahkan lewat aktivitas nyata yg digalang oleh KNSR, Fahri menegaskan wujud nyata bangunan ICS yg kokoh & amat sangat patut bagi pengungsi Rohingya yakni wujud seruan bagi Pemerintah Indonesia supaya ikut aktif memperjuangkan nasib Rohingya dalam diplomasi internasional.
“namun, keadaan sekarang ini justru menampakkan pemerintah seperti mengisolasi diri dari wujudkan amanat konstitusi & Pancasila, yaitu kemanusiaan yg adil & beradab,”tandasnya.
Terhadap kenyataannya memang lah kasus pengungsi Rohingya yg melarikan diri dari tanah kelahirannya di Rakhine tidak dapat diselesaikan bersama cuma memberikan penampungan sementara yg patut. Lebih dari itu, Pemerintah Indonesia mesti punyai peranan lebih aktif lagi dalam membangun diplomasi husus bersama populasi Asean utk menemukan solusi paling baik.
Suatu cita-cita yg masihlah semu bakal solusi jangka berstatus kebijakan positif antara Pemerintah Myanmar & etnis Rohingya di tanah Rakhine.
Anggota Komisi I dari Fraksi Demokrat, Nurhayati Ali Assegaf melanjutkan bahwa urusan pengungsi Rohingya tidak lagi sebatas masalah teknis kehidupan para pengungsi di Aceh & ruang pengungsian lain. Katanya, kasus Rohingya serta jadi problem internasional berkenaan kriminal kemanusiaan. (CAL)
img : cnn
Previous
Next Post »
0 Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Submenu Section

Slider Section