Menengok Lantunan Merdu Ngaji para Bocah Rohingya

21.10

Ngaji Anak Rohingya
Di antara riuhnya nada orang dewasa disudut tempat itu, sayup-sayup terdengar lantunan ayat-ayat suci Al-Quran ke luar dari mulut anak-anak Rohingya. Anak-anak itu, tiap tengah malam mengaji Al-Quran di Komplek Integrated Community Shelter (ICS) Blang Adoe, Kuta Makmur, Aceh Utara.dibawah bimbingan seseorang imam Sayed Mohammad Kareem, anak-anak itumempelajari mengeja Al-Qur’an, huruf demi huruf, ayat demi ayat, makna demi makna. Sesekali bacaan ayat anak-anak itu dihentikan sang imam, utkdikoreksi.
“Bismillahirrohmaanirrohiem. Arrahmaanirohiim. Maaliki yaumiddin. Iyyakana budu iyya ka nasta’in…”
Demikian nyata damainya lantunan anak-anak Rohingya itu. Mengambilketenangan batin yg tidak sanggup ditebus dgn apapun kebahagiaan. Mereka – anak Rohingya – seakan sudah melupakan seluruh derita pilu yg pernahmereka rasakan tatkala hidup dalam umur mungil penuh siksa & derita di tanah Rakhine, Myanmar.
Tidak terbayang kalau menengok kebelakang. Sebelum seluruhnya nikmat ini mereka peroleh, satu buah kehidupan hampir memusnahkan mimpi merekabakal hari depan. Kehidupan yg berlangsung ditengah laut, tiga sampai empatbln lamanya. Mereka terkatung-katung diatas air nan luas, menderita dgnkisah yg sebahagian cuma mereka sendiri yg tahu, & cuma mereka sendiri ygrasa. Sebahagian mesti dilempar ke laut, dikarenakan meregang nyawa lepas dari raga, tidak kuat menahan derita, bersama-sama beberapa orang dewasayg terluka.
Begitulah sekelumit kisah miris nan pilu yg terpaksa mesti di jalani olehbeberapa ratus ribu etnis Rohingya. Etnis paling teraniaya di dunia menurut lansiran Perserikatan Bangsa-Bangsa. Miskin, buta huruf latin & tidak sanggupmembaca kitab mereka sendiri, Al-Quran, akibat terberangusnya hak-hak basicmenjalankan kepercayaan mereka, pun penindasan tidak henti dari pihak-pihak yg membenci mereka yakni adat yg mesti mereka terima yang merupakan Orang Rohingya.
Sehingga dari itu, pantaslah apabila mereka sekarang seperti menemukan “surga” waktu terdampar di daratan bumi Serambi Mekah, Indonesia.Sebahagian dari mereka, atas kebaikan Pemerintah Daerah Aceh Utara, ditampung di komplek Integrated Community Shelter (ICS), Blang Adoe, Kuta Makmur, yg dibangun Perbuatan Langsung Tanggap (ACT), tatkala bln puasa, Juli-Agustus 2015. Kepada 6 Agustus yg dulu, berbondong-bondong dari gedung BLK Pemda Aceh Utara yg sumpek, menghuni 120 pintu rumah sementara (shelter) yg dibangun ACT.
Di ICS inilah, sebahagian agung kepentingan jasmani & rohani merekatercukupi. Ada masjid, taman, klinik kesehatan, pula beragam acara pendidikan& ketrampilan yg dibutuhkan para manusia perahu tersebut. Bahkan waktu ini,acara pemberdayaan buat Rohingya sedang dibangun. Suatu pasar harian &pekanan, juga komplek peternakan sapi, siap dibangun utk Rohingya dgnmelibatkan penduduk Aceh seputar ICS. Target ACT dgn acara komprehensif ini : Rohingya siap berdaya hadapi dunia, jikalau memang lah mestimeninggalkan Indonesia.
Kegiatan yg terlihat tidak sempat berakhir ada di Masjid Arakan. Bangunan suci yg jadi ekspresi dahaga spiritual muslim Rohingya. Mereka memangmenggunakan Masjid Arakan, yg terdapat ditengah komplek ICS, buat berbagaigerakan positif. Tidak Hanya shalat lima kala berjamaah, mereka pulamemakai utk aktivitas menuntut ilmu membaca Al-Quran, posting & membaca huruf latin, mempelajari bahasa Indonesia, Inggris, dan seterusnya.
(ApikoJM – CAL)
img : ACT
Previous
Next Post »
0 Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Submenu Section

Slider Section