Jumat Kedua Bulan Ramadhan, Israel Cabut Izin Shalat Jumat di Al Aqsa

21.14

israel-cabut-ijin-solat
Tak selamanya ramadhan di belahan bumi manapun di dunia ini membawa cerita dan kisah bahagia. Bagi sebagian akbar muslim di tanah air, setidaknya pantas bersyukur bahwa tanah Indonesia yang amat sangat dibanggakan ini jauh dari teror, konflik, dan permusuhan yang menyebabkan krisis kemanusiaan berkepanjangan.
tidak serupa bersama kenyataan yang harus diterima oleh ribuan jamaah muslim yang terus setia menjaga tanah leluhur mereka di Gaza, Palestina. sekarang, Ramadhan 1436 H jamaah Palestina konsisten melaksanakan shalat tarawih mereka di tenda-tenda darurat yang didirikan persis di sekitar ruangan reruntuhan masjid. Reruntuhan masjid yang dibom dan dihancurkan oleh pasukan zionis Israel selama 51 hari agresi Israel di Gaza satu tahun dahulu.
Seperti tak pass bersama penderitaan tersebut, satu orang juru bicara COGAT dilansir dari laman Kompas menyatakan bahwa Israel resmi mencabut izin bagi lebih kurang 500 warga Palestina asal Gaza untuk menjalankan ibadah shalat Jumat di Jerussalem. Israel bersama tegas memberikan hukuman larangan ibadah shalat Jumat di Al-Aqsa dengan alasan meningkatnya serangan roket land-to-land dari wilayah Gaza yang ditembakkan ke Israel.
Padahal baru di awal puasa pekan lalu, Israel memberikan kelonggaran garis perbatasan bagi penduduk Palestina di Jalur Gaza maupun Tepi Barat. sekitar 800 orang masyarakat Palestina diberikan untuk beribadah Jumat di Masjid Al-Aqsa.
Bonus pelonggaran garis batas tersebut menurut juru bicara Israel dilakukan bersama syarat kondisi yang terkendali tak dgn ada lagi kekerasan. Tetapi, nyatanya “gencatan senjata” tak bisa terjadi lama setelah satu orang pejalan kaki Israel dibunuh dipinggir Barat dan seorang politikus Israel ditikam di Jerussalem Timur, pekan lalu, dilansir oleh laman Kompas.
Akibat kejadian itu, akhirnya Israel kembali memutus akses ratusan penduduk di Tepi Barat buat menjalankan ibadah ramadhan yang lebih layak di dalam Masjid Al-Aqsa. Kini masyarakat Palestina kembali tertutup dari dunia luar. Menjalankan ibadah taraweh dan shalat jumat di dalam kamp pengungsian yang tak layak.
tak ada yang sanggup menembus barisan ketat penjagaan Israel yang membendung dari beragam penjuru Palestina. Bahkan akibat kejadian itu, masyarakat Palestina yang memiliki prioritas utk terbang dari Bandara Internasional Ben Gurion di Israel pun meraih larangan terbang sampai batas dikala yang belum ditentukan.
Kisah pilu Ramadhan yang menghantui warga Palestina seakan ga ada habisnya. Tetap teringat dalam ingatan secara apa Ramadhan 1435 H tahun lalu, Israel dan kelompok Hamas di Gaza terlibat perang selagi hampir dua bulan penuh. Perang yang melontarkan egoisme dan permusuhan abadi. Korban tewas di Palestina berjumlah kurang lebih 2.200 jiwa, sebagian akbar yaitu masyarakat sipil. Sedangkan korban tewas di Israel 73 jiwa, mayoritas yakni tentara yang mati akibat baku hantam dengan Hamas.
Derita mereka ialah duka kita, Ramadhan ialah momentum terindah utk menyantuni dan menyelamatkan air mata duka saudara muslimin di seluruhnya dunia.
Hapus duka mereka adalah ladang pahala bagi kita, bagaimanapun bisnis yang bisa kita laksanakan utk Palestina terus harus diperjuangkan. InsyaAllah mampu bahagiakan akhirat kita.(CAL)
Previous
Next Post »
0 Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Submenu Section

Slider Section