Ikhtiar Orang Rohingya: Mandiri dan Berdaya di Bulan Ramadhan

20.48

pemberdayaan-dan-pemandirian-rohingya
Kisah Rohingya di Aceh, waktu ini telah memasuki hari ke-40. Sudah lebih dari sebulan dahulu kisah pilu mereka berdengung kencang ke seluruh dunia.Setelah melarikan diri dari tanah Arakan, Myanmar selanjutnya terombang-ambing berminggu-minggu di Samudera luas, dan akhirnya di selamatkan oleh kebaikan hati ribuan masyarakat Aceh Utara.
Sejak itu sertaberaneka ragam pihak baik individu maupun institusi, nasionalmaupun interasional berbondong-bondong datang ke Aceh memberikan secuil kebaikan bagi para pengungsi Rohingya.
Tak perlu ditanya lagi macam mana akbar nya penerimaan yang amat sangatterbuka dari masyarakat Aceh. Rohingya diselamatkan, disambut bersamagemar cita, dan dirawat dgn hingga hari ini. Mereka adalah tamu mulia yangmungkin saja sengaja dikirimkan Allah sebagai bentuk ladang pahala bagi segenap muslim di tanah air.
Kini Ini, di tengah dekapan erat bermacam macam komunitas lintas negara, ribuan pengungsi Rohingya di Aceh makin mantap bercita-cita buatmemandirikan hidupnya dan menjadi manusia yanglebih berdaya. Tak Sedikit pihak sudah memberikan komitmennya untuk bersama-sama membuat designdan mengawal berbagai program pemandirian pengungsu Rohingya. Melaluisinergi AksiSerentak Tanggap (ACT), sekian tidak sedikit Instansi multinasional seperti Falah E Insyaniyat Foundation/FIF (Pakistan), Kantor PemberdayaanPerempuan dan Perlindungan Anak (KP3A) KabupatenAceh Utara, Malteser International (Jerman) dan yang terakhir Daarut Tauhid (DT) sudah lebihdahulu memulai pemandirian dan pemberdayaan bagi ribuan pengungsi Rohingya. Nantinya diharapkan,setelah menetap di Integrated Community Shelter (ICS) ribuan pengungsi Rohingya mampu mandiri memenuhikebutuhan hidupnya masing-masing.
Daarut Tauhid bersama ACT pula juga sebagai langkah awal mengadakan pelatihan pertanian sistem hidroponik untuk para pengungsi laki lakiRohingya, pada Rabu (24/6) pekan dahuluBuat pelatihanpertama ini, 20 laki laki yang terdiri dari kaum Bapak dan pemuda antusias terlibat dalam pelatihan. Tahapan pertama ini dipilih kaum cowok juga sebagai peserta mengingat kaum laki-laki lah yangnantinya bisa menjadi tulang punggung keluarga.
Sedangkan untuk kaum perempuannya, akan dilatih setelah para pengungsi pindah ke ICS.
Berdasarkan kisah yang ceritakan oleh para relawan ACT yang mendampingi pelatihan, saking semangatnya mengikuti pelatihan mereka para lelaki Rohingya menanam sekaligus 3 bibit kangkung dan 1 bibit slada dalam satualat, padahal dalam satu media tanap seharusnya hanya untuk satu bibit.
Materi pelatihan pertanian pula rencananya tak mampu berakhir terhadapmateri hidroponik saja, ke depan sinergi Lembaga utk pemandirian pengungsi ini pun sudah menyiapkan banyaknya pelatihan pertanian dan perkebunan produktif lain. Seperti pemberdayaan lewat pertanian, pengelolaan ternak, ikan dan lainnsya.
Masyarakat Aceh tidak ingin memuliakan mereka sesederhana yang dipikirkanLembaga internasional macam UNHCR dll. yang hanya memberikan bantuanfisik semata tak bersama adanya pemberdayaan.
Bersama rakyat Indonesia pula lembaga-lembaga kemanusiaan nasional danglobal, masyarakat Aceh ingin melayakkan mereka : memberi kesempatanhidup menjadi orang yang berdaya dan bisabangkit dari ketersisihan.
(CAL)
Previous
Next Post »
0 Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Submenu Section

Slider Section