Waspada, Bencana Hawa Panas kini Menerjang Pakistan, 700 orang Tewas

23.18

udara-panas-pakistan
Setelah bulan lalu bencana hawa panas menerpa India, kemudian anomali cuaca panas berlanjut menerjang Jepang. Kala Ini, terhitung sejak 4 hari terakhir, dilaporkan bahwa Pakistan pula mengalami bencana serupa. Hawa panas yang membakar kulit dan mengintimidasi dehidrasi tubuh telah menewaskan sedikitnya 748 orang di Karachi, seperti yang dilansir oleh laman CNN.
Seperti yang dilaporkan, pada puasa hari ke 7 ini, Rabu (24/6) pemerintah setempat melalui Otoritas Penanggulangan Bencana Nasional Pakistan (NDMA) melaporkan korban di Karachi saja telah mencapai 612 orang orang yang meninggal di rumah sakit pemerintah Karachi, sedangkan lebih kurang 80 orang lainnya dilaporkan meninggal di rumah sakit swasta.
Bencana hawa panas yang menghantam Pakistan ini adalah tragedi ketiga yang melanda satu buah negara dalam jangka saat sebulan terakhir. Negara-negara di kurang lebih khatulistiwa memang lah bulan di pertangahn tahun ini sedang mengalami puncak dari masa panas.
Diawal Mulanya, anomali cuaca hawa panas telah menerpa India dan membunuh sedikitnya 2000 jiwa, sesudah itu hawa panas berlanjut menerjang Jepang dengan puluhan korban tewas. Sekarang Ini hawa panas menerjang Provinsi Sindh, menewaskan 700 orang di Kota Karachi.
Rata Rata korban tewas di Pakistan serupa dgn kasus bencana hawa panas di India, umumnya mereka yang tewas yaitu warga lanjut umur dari keluarga yang berpenghasilan rendah. Saat Ini, ribuan orang masih berada di dalam rumah sakit dalam perawatan intensif. Keluhannya pun serupa, mereka berada dalam kondisi yang butuh penanganan serius akibat lemas, dehidrasi ekstrem, dan komplikasi yg lain karena tak kuat menahan teriknya matahari. Jumlah pasien yang datang ke rumah sakit terbesar di Karachi dalam kondisi kepayahan akibat gelombang panas tertulis telah mencapai 2.360 orang hingga Rabu hari ini, seperti yang dilansir oleh laman CNN.
Kondisi ini kemudian semakin diperburuk dgn pemadamam listrik di Karachi yang dilakukan sebab pembangkit listrik di Pakistan tidak sanggup memenuhi kebutuhan daya bagi 20 juta penduduk Karachi. Sehingga tak sedikit masyarakat yang tak bisa menggunakan elektronik pendingin lokasi seperti kipas maupun air conditioner.
Padahal berdasarkan catatan Instansi metereologi setempat, suhu panas di ramadhan tahun ini yang menghantam negara mayoritas muslim itu adalah yang paling atas sejak 15 thn terakhir. Pada pekan dahulu, suhu panas ekstrem mencapai 44.8 derajat celcius. Waktu Ini Ini temperatur telah turun di angka 42.5 derajat celcius. Tetapi tetap saja, angka 40 derajat celcius lebih merupakan titik ekstrem yang sanggup berdampak mematikan pada sekian banyak orang yang memiliki riwayat penyakit pernafasan, sepuh, dan komplikasi lain.(CAL)
Previous
Next Post »
0 Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Submenu Section

Slider Section