Upaya Solidaritas untuk Rohingya diyakini Akan Makin Menguat

21.15

Solidaritas-untuk-Rohingya
Etnis Rohingya, puluhan ribu dari mereka tetap berstatus yang merupakan pengungsi paling tertindas di dunia menurut Badan Pengungsian PBB. Namun, ribuan dari mereka kini setidaknya sudah sanggup bernafas lega, usai terombang-ambing di lautan selagi berminggu dan berbulan-bulan, puluhan mil dari garis pantai Kuala Langsa Aceh, nelayan lokal Aceh seterusnya menemukannya, membawanya ke darat. Hingga hari ini seribu tujuh ratus lebih dari mereka telah merasakan nikmatnya ibadah ramadhan tak dgn konflik atau ancaman sama sekali dari mayoritas Myanmar di Rakhine, tanah lahir mereka.
Sejak itu, Kisah mengenai ribuan muslim Rohingya yang terdampar di Aceh telah menjadi isu yang terus didengungkan di ribuan komunitas muslim Indonesia. Urusan kemanusiaan mereka waktu ini menjadi tanggung jawab bersama. Bantuan datang berselang, uluran tangan terus datang. Tak peduli apa kata perdebatan segelintir warga Indonesia yang mempunyai anggapan Indonesia terlalu baik pada Rohingya di Aceh. Sebagian dari mereka yang sinis berujar bahwa masyarakat miskin Indonesia konsisten banyak yang terlunta, mengapa harus sedemikian repotnya mengurusi Rohingya?
Perdebatan tak berguna tersebut akhirnya serta hanya memunculkan penyakit busuk dari hati manusia, iri dengki yang akan mematikan hati, menyiram semua kebaikan pahala. Naudzubillah Min Zalik.
Rohingya setidaknya merupakan tamu istimewa yang kemungkinan sengaja dikirimkan Allah sesuai takdirnya di wilayah Aceh Darussalam. Alih-alih dilemparkan kembali ke tengah laut, sikap warga Aceh justru penuh simpati. Mereka bahu-membahu mengumpulkan receh, menggalang sisihan rezeki, demi memberikan penampungan hangat bagi Rohingya di Kuala Langsa maupung Gampong Blang Adoe, Aceh Utara. Warga Aceh menjadikan Rohingya pula juga sebagai lumbung pahala yang amat sangat mulia di bulan ramadhan ini.
Serupa dgn semangat solidaritas bahu membahu masyarakat Aceh, rupanya upaya memperjuangkan nasib rohingya diperkirakan sudah sejak mulai merebak menjadi kolaborasi solidaritas nasional. Hal ini diakui oleh ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh Utara, Tengku H. Mustafa Ahmad. Ulama Karismatik yang oleh warga Aceh akrab disapa Abu Mustafa Paloh Gadeng itu menegaskan bahwa Rohingya yaitu tamu masyarakat Aceh. Sebab itu, bisnis utk memuliakan Rohingya wajib buat perjuangkan.
Bahkan Abu Mustafa meyakinkan bahwa rencana pemerintah yang akan mengurus dan menampung Rohingya selama satu th tak bisa diikuti. Katanya, waktu ini isu Rohingya telah menyentil nurani masyarakat dunia, khususnya Asean dan Indonesia. Dia meyakinkan penduduk Aceh siap mengurus Rohingya dan takkan membiarkan mereka dikirim kembali ke Myanmar. Jika mereka dikembalikan ke Rakhine, mereka bakal dibunuh dan diusir. “Lebih baik mereka dibunuh saja, dari pada dibunuh oleh musuhnya,” tegas Mustafa.
Melalui wadah Komite Nasional untuk Solidaritas Rohingya (KNSR), Indonesia bisa menggalang seluruh kekuatan yang ada utk dapat melayani tamu masyarakat Aceh tersebut dgn sebaik-baiknya business yang dapat dilakukan.
Nyata betul, waktu ini solidaritas kemanusiaan untuk Rohingya sedang melaju deras bagaikan virus yang menyentil hati siapapun. Derita mereka ialah duka kita, Ramadhan merupakan momentum terindah untuk menyantuni dan menyelamatkan air mata duka saudara muslimin di semua dunia.
Hapus duka mereka adalah ladang pahala bagi kita, InsyaAllah akan bahagiakan akhirat kita. (CAL)
Previous
Next Post »
0 Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Submenu Section

Slider Section