Kenapa Kemaksiatan Tetap Terjadi di Bulan Ramadhan?

23.24

maksiat-di-ramadhan
Ramadhan merupakan bulan mulia, ramadhan menjadi momentum paling baik di mana Allah mengobral setinggi langit pahala setiap kebaikan yang dikerjakan. Ramadhan juga bernilai unik lantaran setiap ibadah dan kebaikan yang dikerjakan terasa lebih sempurna lantaran ibadah berjalan tanpa adanya hawa nafsu yang membelenggu. Keikhlasan sempurna serta InsyaAllah dapat di raih.
Dalam salah satu kisahnya, Rasulullah pernah berbicara mengenai keutamaan ramadhan; Seandainya ramadhan tiba, maka semua pintu surga akan dibuka lebar, sedangkan pintu-pintu neraka dapat ditutup rapat-rapat dan setan dibelenggu di dalam neraka. Imbas dari tak adanya godaan setan ini adalah ibadah terasa mudah dan ringan, setiap kebaikan dan amalan baik dapat dengan mudah dikerjakan. Logikanya adalah ketika setan pemicu hawa nafsu dan keburukan itu telah dibelenggu dan tak dibiarkan berkeliaran maka umat muslim juga akan bersama mudah menjaga keikhlasan dalam menaati tiap perintah Allah dan menjauhi Larangan-Nya.
Lantas, logika berikutnya yakni, jikalau setan diborgol dan dibelenggu, kenapa masih ada saja segelintir umat muslim yang berbuat maksiat di bulan ramadhan ini? Berdasarkan simpulan dari pemikiran sebagian ulama, makna setan yang dibelenggu itu yakni sebuah kiasan dari Rasulullah yang menunjukkan fakta bahwa orang yang berpuasa ramadhan dengan benar, maka tak sedikitpun setan yang lemah sanggup menembus kebolehan dan keikhlasan hati seorang muslim yang beribadah shaum.
Seluruhnya pintu yang memungkinkan menjadi tempat setan masuk telah ditutup rapat dalam diri orang yang berpuasa. Mulut mereka terjaga dari perkataan kotor, mengumpat, membicarakan orang lain (ghibah). Mata mereka terkontrol, hati mereka serta dibentengi kuat oleh keimanan dan keikhlasan dalam beribadah.
Segala kebolehan iman selagi ramadhan inilah yang barangkali saja sekali menjadikan setan itu lemah tak berdaya, kurus kering karena tidak mendapatkan kesempatan untuk menggoda hawa nafsu manusia.
Tapi pertanyaanya setelah itu yakni kenapa masih saja tetap ada kemaksiatan biarpun di bulan ramadhan? ada pendapat logis yang lebih kuat menjelaskan bahwa setan yang dibelenggu di bulan ramadhan adalah setan yang kuat, bosnya setan (maradus syayathin). Sedangkan setan-setan yang kecil, lemah, dan tak memiliki kebolehan dibiarkan berkeliaran oleh Allah SWT, mereka pula berjuang untuk tetap menggoda keimanan dan hawa nafsu manusia yang lemah imannya.
Simpulannya, satu orang muslim yang masihlah saja melakukan maksiat di bulan ramadhan merupakan muslim yang telah kalah dalam peperangan hatinya kepada setan-setan lemah, setan kecil. Sehingga masih saja seorang muslim itu gampang digelincirkan imannya oleh setan kecil dan setelah itu terseret ke dalam jurang maksiat.
Semoga di bulan ramadhan tahun ini, Kita yaitu termasuk juga serta golongan manusia yang mampu menebalkan masihlah keimanan dan kapabilitas takwa dalam hati, sehingga setan-setan kecil makin lemah tak berdaya menembus benteng iman yang semakin kuat di masa ramadhan ini. (CAL)
Previous
Next Post »
0 Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Submenu Section

Slider Section