Kisah Pilu Kekeringan di Tangerang: Mandi Bersama Bebek pun Tak Masalah

00.09

ditengah deru berita bencana kabut asap yg mengepung Sumatera & Kalimantan, nyatanya bencana kekeringan di penghujung periode kemarau ini masihlah jadi kisah pilu di sebahagian penduduk Pulau Jawa. Kali ini kisah pilu datang dari masyarakat Kab Tangerang. Kekeringan akibat kemarau panjang makin menghimpit kehidupan penduduk Tangerang Kab.
Sampai minggu ke-2 September ini dari 29 kecamatan, ada 24 Kecamatan yg mengalami kekeringan akut di Kab yg bertetangga dgn Jakarta ini. Penduduk wilayah itu terpaksa mesti berlangsung berkilo-kilometer buat menuju sumber air, sebahagian lagi mesti membeli air terhadap pengecer.
Satu kisah hadir dari Desa Karangtengah Kecamatan Pagedangan. Dilaporkan oleh page Act.id, beberapa ratus penduduk mesti memanfaatkan air genangan situ yg telah beralih jadi keruh. Janganlah bertanya apakah air keruh itu pantas dengan cara kebersihan. Sementara di Kampung Barabat Desa Cikareo Kecamatan Solear, tidak kurang 2 kilo meter jauhnya masyarakat harus terjadi mengais air dari Sungai Cilaku buat memenuhi keperluan mandi & mencuci. Jikalau buat minum, mereka membeli air isikan ulang.
“Air sumur telah kering. Terpaksa ambil air dari sungai, walau jauh pun,” ungkap Tonni (34), masyarakat Kampung Munjul kecamatan Solear, minggu(13/9).
Kekeringan juga tetap menimpa Kecamatan Balaraja. Penduduk Kampung Ampel Desa Gembong, telah merasa kebal dgn derita kekeringan panjang yg masihlah berjalan.
Bahkan Utk mencukupi kepentingan air mereka terpaksa memanfaatkan air keruh irigasi sawah. Masyarakat pula mesti rela mandi di irigasi tersebut dgn ternak bebek milik penduduk. “Mau dengan cara apa lagi. Ya kami ingin nggak ingin mesti mandi di kali ini, biarpun mesti bareng sama bebek masyarakat,” papar Usman (37).
Keadaan mirip berlangsung di wilayah Kecamatan Tigaraksa. Penduduk Kampung Ciatuy, Desa Bojong sampai Kampung Nagrak, Desa Margasari. Masyarakat di Tigaraksa masihlah mengeluhkan susahnya memperoleh air. Kalaupun air sumur ada, itupun kepada tengah malam hri disedot bersama mesin air dengan cara bergantian.
Sofiah (35) masyarakat Nagrak mengaku sebahagian penduduk di kampungnya berupaya mencari-cari sumber air. Nasibnya sama bersama penduduk di wilayah lain, adalah mesti terjadi berkilo-kilo m buat hingga sumur bentukan alam yg masihlah belum kering.
Gambaran ekstremnya kekeringan di Tangerang juga menggerakkan Distribusi pertolongan air bersih ACT. Minggu tempo hari, ACT mendatangi Desa Karangtengah Kecamatan Pagedangan. Desa yg berbatas serentak dgn Kecamatan Cisauk ini telah nyaris kebal bersama derita kekeringan.
“Dari bln Juni dulu & nyaris tak diguyur hujan. Sumur masyarakat mengering,nyaris seluruhnya penduduk Desa Karangtengah kini merasakan krisis air bersih,” tutur Hidayat, Sekdes Desa Karangtengah.
Mudah-mudahan ACT dapat konsisten menjada komitmennya buat merespons bencana kekeringan ini dgn bermacam upaya sampai tuntas seutuhnya. (Ading)(CAL)
Previous
Next Post »
0 Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Submenu Section

Slider Section