Makna Qurban, Tak lagi Sekadar Memotong dan Membagikan Hewan Qurban

23.31

Terhadap rata-rata, peyelenggaraan qurban identik bersama trik tradisional yg sudah terjadi bertahun-tahun dulu, sebatas menunaikan pemotongan hewan qurban & membagikan daging utk yg memerlukannya‎. Tidak terpikir buat membagikannya ke tetangga desa, tidak terbayang saudara beda kota, propinsi, terlebih beda negeri.
Dulu saat ini, hadir penyelenggara qurban generasi baru : lebih mutakhir, meluaskan maslahat qurban melintas tidak cuma sebatas desa bahkan jadi medium diplomasi & advokasi. Apalagi lagi, pengadaannya didesain utk mampu me‎mberdayakan warga.
Sehingga urusan kurban terpilah jadi dua grup agung : tradisional (mendahulukan yg terdekat), & modern(lintas batas daerah bahkan batas negeri). Bagi yg lakukan dengan cara tradisional pasti sah-sah saja dikarenakan di sebanyak masjid atau lingkungan, kaum papa senantiasa ada. Tetapi bagi yg canggih, tetap berkembang bahkan mendayagunakan technologi komunikasi, menguatkan jaringan kemitraan sekaligus menguatkan komunitas-komunitas. Qurban di tangan manajemen mutakhir, tidak berlebihan seandainya aku katakan mampu jadi medium penumbuhan strategi membenahi peradaban.
Di tengah kutub tradisional & canggih, ada fakta di ke-2 pihak, pun kesempatan yg mungkin dapat menghambat perubahan. Perdana, ada tren peniruan kreatif, berlomba menaikkan kelas dinas jadi setara. ‎Apa yg menciptakan business dinamakan mutakhir, niscaya bakal ditiru, contohnya web, penetapan ikon, bahkan iklan & memproduksi film. Ini hikmah perkembangan technologi informatika. Di ranah ‘tradisional’ juga walau jangkauannya konsisten lebih kurang, edukasi & pertanggungjawabannya menggunakan tehnologi informatika.
Ke-2, ‎di ranah mutakhir, penyelenggara kurban kian aktif “berburu kesulitan” melayani “titik-tersulit” dimana calon mustahiknya diyakini dapat teramat terbantu dgn daging qurban. Semakin jauh, semakin susah, semakin mantaplah performa Instansi penyelenggara kurban. Perspektif seperti ini sadar atau tak, berjalan termasuk juga bagi Global Qurban (GQ)-ACT.
Hingga hri ini, Global Qurban di Jogjakarta distribusinya mencapai desa-desa terpencil yg terdampak kekeringan, diantaranya desa-desa di pegunungan Piyungan. Aku dapati mereka tidak membayangkan sanggup meraih daging qurban. Telah tentu, mereka bersyukur sekali.
Di sela distribusi, perbincangan bersama tokoh setempat, terungkap, bahwa penduduk lereng pegunungan Piyungan, Bantul teramat mengharapkan, ACT mampu memikirkan pertolongan pasca Idul Qurban. Sumur air, pangan & pembangunan ekonomi seperti bisnis ternak hewan diyakini cocok juga sebagai trik meningkatkan gaji keluarga mereka.‎
‎Wilayah Klaten & Magelang serta tidak luput oleh Global Qurban ACT. Kami mendistribusikan 500 kambing qurban & 38 ekor sapi qurban yg turut meramaikan suasana hri qurban thn ini. Wilayah kekeringan & kesusahan air bersih yg jadi sasaran distribusi, antara lain ‎Dusun Sanansari, Mojosari, & Umbulsari
Ada sepercik ekstrim perasaan, mula-mula rasa bahagia karena jumlah pequrban meningkat drastis di thn ini‎, maka impak pemberdayaannya pun meluas, berarti tidak sedikit orang mampu dibantu. Ke-2, rasa bersalah, dikala tidak sedikit kami dapati beberapa orang yg baru mula-mula kali menerima daging qurban; atau telah bertahun-tahun tiada pequrban atau panitia qurban mengirim daging utk mereka. Telah sehebat ini perkembangan umat Islam, telah demikian pesat angka kelas menengah muslim Indonesian, masihlah saja ada orang yg menyantap daging kurban baru perdana kalinya!
Jangan-jangan kita seluruh yg berpunya, para pengelola qurban mutakhir di mana-mana, di hati kecilnya justru menginginkan menemukan yg eksotis, yg tragis & mampu bikin nangis : ‎calon penerima qurban yg baru perdana kalinya menyantap daging sapi atau kambing!
Di situ rasa bersalah aku membubung. Mudah-mudahan sejak hri ini, di wilayah aku, di negara aku, di semua dunia, tidak ada lagi orang yg sedemikian sengsaranya, jangankan makan daging, utk sekadar sanggup bersi teguh hidup saja demikian berat! Keliru akbar jikalau kaum kaya-berpunya atau pejuang kemanusiaan punyai pikiran buat mampu senantiasa menemukan orang yg sebegitu sengsara maka mereka sanggup datang laksana penyelamat. Naudzu billahi mindzaalik. Ganti mindset kita saat ini!
Awal Purnama
Kepala ACT Cabang Yogyakarya
img : thejakartapost
Previous
Next Post »
0 Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Submenu Section

Slider Section